Adapun Sejarah Desa Subamia adalah hadirnya ditempat ini I Gusti Bukian dengan seratus orang pengiring dan menetap di tempat ini, beliau menyatakan kekagumannya atas keadaan yang disaksikan mengenai tempat ini dengan kata – kata : Cu – Bham – Ya. Demikian Beliau merasakan Ketentraman di tempat ini, akhirnya beliau menetap tinggal dengan membuat sebuah bebaturan ( yang sekarang berlokasi di timur laut SD No.2 Subamia) dianggap sebagai peninggalan tempat suci yang di tinggalkan ( Menurut Babad I Gusti Pacung).
Pada hari Sukra Kliwon tanggal 7 Pebruari 1986, Krama Desa Adat Subamia yang diwakili oleh Prajuru Desa, Pemangku, serta para Prekangge Desa Adat berhasil mapinunas / nuur ( memohon ) Pawuwus dari Ida Bhatara Dalem secara bersama mendengarkan langsung pawuwus sesuai apa yang dimohonkan, yang inti pokoknya melukiskan kisah perjalanan hingga terbentuknya areal ini menjadi sebuah Desa.
Dengan cikal bakalnya Ki Dukuh Sakti Batu Madeg yang manjadi cikal bakal pendiri areal ini hingga terbentuknya sebuah Desa yang kini bernama Desa Subamia. Di tempat ini Beliau mendirikan sebuah Pedukuhan / Pemondokan, dan membangun tempat – tempat Suci Pemujaan antara lainnya Pura Khayangan Tiga ( Pura Tri Khayangan ).
Setelah Desa ini dalam keadaan Cubha Ramya yang berarti Gemuh, Landuh, Tentram, Indah dan Cemerlang, akhirnya Ki Dukuh Sakti Batu Madeg mantuk (kembali) ke Gunung Agung dan dari kata Cubha Ramya inilah akhirnya menjadi nama “ SUBAMIA “ sekarang.
Desa Subamia adalah Desa penyangga Ibu Kota Tabanan dengan jarak tempuh 5 km, merupakan wilayah Desa pertanian, yang saat ini dipimpin oleh Bapak Perbekel I KETUT SANDI ADNYANA sebagai jabatan pertama Perbekel Desa Subamia mulai tahun 2020 – 2025, dengan Sekretaris I WAYAN ARKA dari tahun 2019 sampai sekarang.